Pengibaran Bendera di Puncak Suribachi |
Foto yang paling terkenal di Perang Dunia 2
Perang Dunia 2 menghasilkan banyak foto yang luar biasa, beberapa di antaranya adalah foto awan jamur diatas Hiroshima, Jenderal MacArthur berjalan menuju pantai di Filipina,foto Cecil Beaton yang menunjukkan kubah Katedral St. Paulus dikelilingi cincin api ketika Serangan Kilat (Blitz) terhadap kota London, dan lubang-lubang mengerikan penuh dengan mayat kurus di kamp konsentrasi Belsen—namun tidak satu pun yang menyamai ketenaran foto Joe Rosenthal yang mengabadikan Marinir Amerika mengibarkan bendera di puncak Gunung Suribachi.
Ketika pertama kali dilihat di Amerika, dalam sekejab foto Rosenthal menjadi sensasi dan dijadikan prangko senilai tiga sen yang mencapai penjualan terbesar dalam sejarah. Lukisan yang menggamnbar ulang foto itu digunakan untuk kampanye penjualan Obligasi Perang Ke-7 yang menghasilkan US$ 220.000.000, muncul dalam 3.500.000 poster dan 175.000 kartu pos, digambarkan dalam film-film.
Penghargaan terbesar terhadap foto itu adalah patung perunggu seberat 100 ton yang dibuat oleh Felix de Weldon yang berdiri dekat ujung utara Pemakaman Nasional Arlington di Washington, DC, sebagai tugu peringatan Korps Marinir Amerika.
Karena komposisinya yang luar biasa dan kenyataan bahwa benderanya merupakan bendera kedua yang dikibarkan pada hari itu, selalu ada spekulasi bahwa foto tersebut diatur, suatu pandangan yang dibahas oleh banyak buku dan artikel majalah selama bertahun-tahun. Joe Rosenthal menceritakan kisah sejati peristiwa tersebut dan meluruskan kesalah pahaman yang terjadi untuk selamanya.
Pada 23 Februari, Joe menaiki perahu pendarat bersama Bill Hippie, seorang koresponden majalah, dan mendarat dekat Gunung Suribachi di mana seorang kepala kelasi mengatakan kepada mereka bahwa satu patroli akan bergerak naik ke Suribachi membawa bendera.Mereka pergi ke pos komando Resimen Ke-28 dan mengetahui bahwa satu detasemen berkekuatan 40 orang telah berangkat mengikuti dua patroli yang telah mencapai puncak pada pukul 09.40.Di pos komando ada Bob Campbell, seorang juru foto perang dan Sersan Bill Genaust, seorang juru film dari marinir; maka mereka bertiga Rosenthal,Genaust ,dan Campbell memulai pendakian yang sukar, kadang kadang berhenti sementara para Marinir menghadapi sisa-sisa pasukan musuh yang berlindung di gua-gua.Kira-kira setengah jam kemudian mereka bertemu dengan empat orang Marinir yang berjalan turun salah seorang diantara mereka adalah Lou Lowery, seorang juru foto majalah Leatherneck, majalah resmi Korps Marinir, yang mengatakan kepada mereka bahwa bendera telah dikibarkan di puncak dan dia telah mengabadikan peristiwa tersebut.
Joe bimbang apakah akan terus naik namun memutuskan untuk tetap naik untuk mengambil foto.Ketika mencapai kawah. dia melihat bendera berkibar dan sekelompok tentara sedang menarik sebatang pipa besi panjang dan memegang bendera lain yang terlipat rapi.
“Apa yang kalian lakukan?" tanya dia.
“Kami akan mengibarkan bendera yang lebih besar dan menjadikan yang satunya sebagai kenang-kenangan,” jawab mereka.
Bendera kedua berasal dari LST 779 yang mendarat di pantai di kaki Suribachi. Letnan Muda Alan Wood yang dulu berada di atas kapal itu berkata kepada pengarang: “Seorang Marinir yang kotor dan lusuh karena pertempuran (Letda Albert Tuttle) meminta bendera. Benderanya diambil dari depot perbekalan di Pearl Harbor. "Saya tidak mengira bahwa bendera itu suatu hari nanti akan menjadi simbol salah satu pertempuran paling berdarah dalam perang dunia 2.”
Joe Rosenthal berkonsentrasi untuk mengabadikan pengibaran bendera kedua,dia bergerak mundur namun tanah yang miring menghalangi pandangannya dan dia harus membangun tumpuan dari kantong pasir dan batu (tinggi badannya hanya 5 kaki 5 inci atau 1,65m). Dengan Genaust di sebelah kanannya, dia melihat para prajurit mulai mengibarkan bendera dan berseru, “Ini saatnya.”
Bendera kedua yang dikibarkan di gunung Suribachi difoto oleh Joe Rosenthal dan difilmkan oleh Sersan Genaust selama 5 detik |
Penurunan bendera pertama bersamaan pengibaran bendera kedua difoto oleh seorang prajurit marinir dari sisi lain bersamaan dengan Rosenthal yang mengambil foto dari sisi kanan (tidak kelihatan) |
Rosenthal juga mengabadikan sekelompok Marinir di bawah tiang bendera yang melambai dan bersorak sebelum dia dan Campbell kembali ke pos komando Resimen Ke-28.Kedua bendera tersebut saat ini tersimpan di Pusat Sejarah Korps Marinir di Washington, DC.
Para prajurit marinir berfoto bersama setelah pengibaran bendera kedua difoto oleh Joe Rosenthal tampak prajurit Ira Hayes paling kiri dalam posisi duduk |
Ketika kembali 'ke USS Eldorado,dia memberi judul untuk fotonya hari itu dan menitipkan foto itu untuk di bawa pesawat pos harian ke Guam. Foto Rosenthal langsung menjadi sensasi begitu sampai di Amerika. Ironisnya, Joe tidak melihatnya sampai sembilan hari kemudian ketika dia kembali ke Guam dan diberi ucapan selamat oleh sekelompok wartawan.
“Foto yang luar biasa,” kata mereka.“Apakah kamu mengaturnya?”
“Tentu,”jawabnya,karena mengira yang mereka maksudkan adalah foto Marinir yang melambai dan bersorak, namun kemudian seseorang menunjukkan foto pengibaran bendera.
“Mengatur yang satu ini?” “Wah,” jawabnya. “Memang bagus, tapi saya tidak mengatur yang satu ini.”
Di sanalah kesalah pahaman pertama mengenai foto itu dimulai. Seseorang mendengarnya berkata bahwa dia mengatur satu foto dan menulis bahwa foto tersebut Rosenthal telah mengaturnya.
Kehidupan Joe Rosenthal langsung berubah karena foto itu. Dia dipanggil pulang ke Amerika oleh Associated Press dan dia menjadi pesohor, mendapat kenaikan gaji, dianugerahi Pulitzer, serta bertemu dengan Presiden Harry Truman. Selanjutnya dia sering dihadirkan sebagai nara sumber berbagai acara, dan pada salah satunya dia pernah diperkenalkan secara menggelikan sebagai “Tuan Joe Rosenberg yang mengibarkan bendera di Okinawa.”
Tuduhan atas foto yang diatur telah menjadi topik pembahasan menyakitkan sejak perang berakhir karena kesalahpahaman yang lama terus diungkit dalam buku dan majalah selama bertahun-tahun.
Mitos “diatur” tersebut dapat dengan mudah diabaikan dengan melihat film lima detik yang dibuat oleh Bill Genaust yang diambil pada saat yang sama, yang menunjukkan satu frame yang identik dengan foto Rosenthal. Bill Genaust sersan marinir yang menfilmkan pengibaran bendera di puncak Suribachi, gugur 9 hari kemudian di bukit 362A.
sersan marinir Bill Genaust |
Joe Rosenthal meninggal pada tahun 2006 dalam usia 94 tahun |
Para Pengibar Bendera di Puncak Suribachi
Keenam orang pengibar bendera dalam foto tersebut semuanya telah tiada. Mereka adalah, dari kiri ke kanan:Pratu Ira Hayes, Pratu Franklin Sousley,Sersan Michael Strank, Kelasi Perawat Tingkat Dua John H. Bradley, Pratu Rene A. Gagnon dan Kopral Harlon H. Block (Sousley, Strank dan Block terbunuh di Iwo Jima).Mike Strank and Harlan Block gugur beberapa hari kemudian dalam pertempuran Iwo Jima. Franklin Sousley gugur sebulan kemudian ditembak sniper jepang di Iwo Jima.
Kopral Ira Hayes, seorang Indian Pima dari Reservasi Sungai Gila di Arizona, mendaftar di Korps pada 1942 sebagai bagian Resimen Parasut. Ketika kesatuannya dibubarkan pada 1944 dia dipindahkan ke Divisi Marinir Ke-5 dan ditugaskan di Iwo Jima. Hayes diperintahkan kembali ke Amerika setelah pengibaran bendera untuk tur promosi penjualan Obligasi Perang. Dia mendapati publikasi yang diterimanya terlalu berlebihan dan lebih memilih kembali ke kesatuannya. Dalam kehidupan selanjutnya, masalah utama yang dihadapi Hayes adalah depresi dan kecanduan alkohol. Dia meninggal ketika berusia 32 tahun pada 1955 dan dimakamkan di Pemakaman Nasional Arlington.
Rene Gagnon, anggota Divisi MarinirKe-5,juga dipanggil Departemen Keuangan untuk mempromosikan Obligasi Perang Ke-7, dan setelah kembali ke kesatuannya, dia bertugas dalam pasukan pendudukan di Tiongkok sampai dibebas tugaskan pada 1946. Dia meninggal pada 1979 dan dimakamkan di Manchester, New Hampshire.
Kelasi Perawat Tingkat Dua John H. Bradley (AL) jarang membicarakan perannya dalam pengibaran bendera,bahkan kepada keluarganya, dan hidup dengan kehidupan pascaperang yang tenang di kota kelahirannya di Antigo, Wisconsin. Dia pengibar bendera yang hidup paling lama di antara keenam pengibar bendera kedua di Gunung Suribachi, dan meninggal dalam usia 70 tahun pada Januari 1994.
sumber=Osprey-Iwo Jimaloading...
Ditulis kembali oleh
Tag :
Asia Pasifik
1 Komentar untuk "Pengibaran Bendera di Puncak Suribachi"
kenapa harus main di BOLAVITA ?
karena kami memberikan Bonus FreeKredit Untuk Setiap Member Baru Gabung Dengan BOLAVITA
Info Lebih Lanjut Bisa Hub kami Di :
whatup : +6281377055002
Wechat : Bolavita
Line : Cs_bolavita
BBM: D8C363CA