Eva Braun-Menjadi Bayangan Adolf Hitler Selamanya


Keputusannya untuk setia menemani kekasihnya sampai mati dan mengakhiri hidupnya bersamanya, akan selalu dikenang dalam sejarah.Bukan karena dia wanita yang hebat, tetapi karena statusnya sebagai nyonya Adolf Hitler dan mengikuti langkah suaminya untuk bunuh diri bersma-sama .Setiap orang yang membaca akhir  riwayat Adolf Hitler yang bunuh diri dengan menembak kepalanya sendiri akan juga mengingat kekasihnya Eva Braun yang mati di sisinya dengan menelan racun di Fuhrer Bunker pada tanggal 30 April 1945 .Sehari sebelumnya Adolf Hitler menikahi Eva Braun secara resmi di dalam bunker perlindungan tersebut , sehingga mulai saat itu Eva Braun menyandang status resmi sebagai Nyoya Hitler (setelah 16 tahun menjadi pacar gelapnya).
Siapakah Eva Braun ?
Eva Anna Paula Braun dilahirkan pada tanggal 6 Februari 1912. Jadi usia gadis ini 23 tahun lebih muda dari Hitler. Awal pertemuan Eva dan Hitler adalah ketika Eva berusia 17 tahun. Pada waktu itu dia bekerja sebagai asisten pribadi Heinrich Hoffmann, seorang fotografer pribadi Adolf Hitler. Namun pada waktu itu Eva hanya seorang pengagum rahasia Hitler, karena pada saat itu Hitler sedang bersama Geli Raubal.
Sebagai asisten fotografer, Eva dan Hitler sering berhubungan. Bahkan pernah sekali Hitler, ketika masih bersama Geli, dia membawa Eva menaiki mobil Mercedez Benz pribadinya. Dan kejadian ini sempat menimbulkan pertengkaran hebat antara Hitler dengan Geli. Bahkan akibat pertengkaran ini ada isu yang mengatakan Geli bukan bunuh diri, melainkan karena dibunuh oleh orang suruhan Hitler. Tapi waktu itu Hitler adalah orang yang berpengaruh, maka tidak ada penyelidikan lebih lanjut tentang sebab kematian Geli.
Pada tahun 1931, setelah Geli bunuh diri, Hitler jadi sering berhubungan dengan Eva dan mulai tertarik kepadanya. Bagi Hitler, Eva adalah sosok wanita muda yang menarik, cocok sebagai penghias seorang pria mapan dan berpengaruh sepertinya. Namun kenyataannya Hitler tidak pernah membawa Eva keluar untuk mendampinginya dalam berbagai pertemuan. Hitler lebih suka pergi sendiri dan Eva dibiarkan menunggunya pulang, tapi Hitler terlalu sibuk dan sering mengabaikannya ketika sudah sampai di rumah.
Hitler dan Eva tidak pernah mempublikasikan hubungan mereka, lagipula tidak ada yang bisa dipublikasikan. Hitler sendiri tidak pernah menjelaskan kepada Eva mengenai status hubungan mereka. Bagi orang lain yang melihatnya, hubungan mereka hanya terlihat sebagai hubungan teman, atau seorang paman dengan ponakan karena perbedaan usia yang sangat mencolok.
Dalam romantisme yang tidak jelas ini, Hitler tetap menyediakan berbagai keperluan untuk Eva. Mulai dari tempat tinggal, sampai sopir pribadi. Namun Hitler tidak pernah menyentuh Eva secara romantis ataupun tidur dengannya. Bagi Hitler, Eva hanya pemuas kebutuhan secara emosional, seperti seorang anak kecil yang puas melihat sirkus.
Pernah sekali Eva ingin mencoba lebih dekat dengan Hitler, dia mencoba mendapatkan perhatian Hitler dengan menjadi perokok dan menggodanya dengan pose menarik. Namun respon Hitler tetap biasa saja, tidak menunjukkan perhatian dan ketertarikan sama sekali.
Hitler pernah berkata kepada salah seorang supir pribadinya, Heinz Linge, “Eva hanya seorang gadis muda. Beban sebagai pendamping seorang yang posisi seperti saya terlalu berat baginya. Tapi dia satu-satunya wanita untukku. Dan kami menjalankan sebagaimana adanya saja…”
Pada tahun 1932, ayah Eva meninggal dunia. Kejadian ini membawa kesedihan bagi Eva. Tapi Hitler tetap tidak perduli kepadanya, dan sebaliknya Hitler sibuk dengan agenda kampanye untuk menjadikan Partai Nazi sebagai suara mayoritas dalam Reichstag.
Tidak kuat menahan kesedihan dan kesepian, Eva mencoba bunuh diri dengan menembak pistol ke lehernya. Namun nyawa Eva bisa diselamatkan, dan Hitler membatalkan jadwal kampanye dan memilih menemani Eva di rumah sakit. Kejadian ini membuat Nazi kehilangan dua juta suara dan 34 kursi di Reichstag. Sebenarnya pada waktu itu emosi Eva juga dipengaruhi oleh rasa cemburu, sebab pada saat itu ada seorang bintang film wanita yang juga dekat dengan Hitler, bernama Renate Mueller.
Tentu saja kejadian ini cukup mempengaruhi Hitler, karena sebelumnya Hitler sudah mengalami trauma atas kematian seorang wanita yang dekat dengannya, Geli Raubal. Setelah itu Hitler semakin menunjukan perhatian lebih untuk Eva. Hitler jadi sering mengajak Eva berjalan-jalan dan kadang menonton teater. Namun hubungan Hitler dan Eva dimata orang lain masih sebatas paman dan ponakan, tidak ada sisi romantisme sama sekali. Bahkan pernah sekali ketika menemani Hitler makan malam di hotel bersama teman-temannya, Eva tidak diperhatikan sama sekali dan tidak diajak bicara sepatah katapun.
Namun saat-saat bahagia Eva ketika mendapatkan perhatian Hitler hanya berlangsung beberapa minggu saja. Setelah itu Hitler kembali sibuk dengan urusan politiknya. Dalam seminggu mereka hanya sempat bertatap muka 3-4 jam saja.
Partai Nazi sendiri memang berusaha menutup rapat-rapat masalah hubungan Adolf Hitler dengan Eva Braun. Karena dalam beberapa pidatonya, Hitler mengklaim dirinya tidak akan menikah karena dia sudah menikah dengan “rakyat Jerman”, dan semua anak-anak Jerman adalah anak Hitler juga. Setelah Perang Dunia I, banyak wanita di Jerman yang menjadi janda, dan anak-anak menjadi yatim. Status bujangan Hitler yang berpenampilan unik dan berkharisma membawa daya tarik tersendiri bagi para wanita Jerman, dan menambah jumlah suara dalam pemilihan umum. Dan ini salah satu sebab Eva Braun tidak pernah tampil didepan publik bersama Hitler.
Pernah sekali, ada seorang fotografer yang diam-diam mengambil foto Hitler ketika mencium tangan Eva Braun, dan kemudian diterbitkan di salah satu surat kabar di Jerman. Menurut Nazi, foto tersebut terlihat sangat intim dan keesokan harinya fotografer itu ditemukan sudah tidak bernyawa.
Pada tahun 1935, Eva Braun kembali berusaha bunuh diri. Dia menelan obat tidur dalam jumlah banyak, tapi berhasil tertolong oleh dokter pibadi Hitler.
Dalam surat yang ditulis sebelum bunuh diri, tertulis “Seandainya saja pada waktu itu saya tidak menatap matanya…”
Setelah kejadian itu, Hitler menjadi semakin dekat dengan Eva. Hitler kemudian semakin sering terlihat bersama Eva. Dan dalam memperkenalkan kepada tamunya, Hitler selalu berkata “dia sekretaris pribadiku”.
Meskipun sering dikecewakan Hitler karena kurang perhatian kepadanya, Eva Braun setia kepada Hitler sampai akhir hayatnya. Ketika perang sudah hampir mencapai akhir dan Tentara Merah sudah mencapai kota Berlin, Eva Braun memilih untuk tinggal bersama Hitler dalam bunker pertahanan, meskipun saat itu Hitler sudah menyuruhnya pergi demi keselamatannya.
Hari terakhir di Fuhrer Bunker
Dan penantian Eva selama 16 tahun bersama Hitler membuahkan hasil. Pagi hari jam 04:00, tanggal 29 April 1945, Adolf Hitler menghargai kesetiaan Eva Braun dengan menikahinya secara resmi disaksikan oleh Joseph Goebbels dan Martin Bormann, sekretaris Hitler pada waktu itu. Surat nikah mereka tertulis atas nama Adolf Hitler dan Eva Hitler, terlahir sebagai Braun. Setelah itu mereka menghabiskan waktu seharian di kamar pribadi Hitler. Tapi mereka hanya menikmati hidup sebagai suami istri selama 36 Jam.
Pada tanggal 30 April 1945, setelah makan siang jam 13:00, Adolf Hitler menyampaikan salam perpisahan secara personal dengan para penghuni unker, termasuk keluarga Goebbels dan Martin Bormann. Kemudian Hitler dan Eva masuk kedalam ruang belajar.  Sekitar jam 15:30 terdengar suara letusan pistol dari kamar Hitler. Sopir pribadi Hitler, Heinz Linge, menemukan Hitler sudah tidak bernyawa dengan lubang peluru di kepala. Sedangkan Eva tergeletak disisinya setelah menelan pil sianida. Kedua jenasah mereka dibakar diluar bunker diatas lobang tanah yang menganga bekas ledakan bom
.
Surat Terakhir
Sebelum mengakhiri hidupnya, Eva sempat menuliskan sepucuk surat kepada kakaknya:
“Saya harus menuliskan surat ini untukmu, supaya kamu tidak sedih atas akhir nasib yang akan menimpa kami (Eva dan Hitler) di bunker. Sebaliknya kami yang merasa bersedih kepadamu karena harus melewati hari yang penuh kekacauan setelah kejadian ini. Diriku sendiri sangat senang bisa menemani Fuhrerku sampai akhir hayatnya.
Apa lagi yang akan ditawarkan dunia kepadaku? Saya sudah merasa hidupku sangat sempurna. Hidup sudah memberikan yang terbaik bagiku. Dan saya tidak merasa harus melanjutkan hidup. Sekarang saat yang tepat untuk mengakhiri hidup. Bersama Fuhrer, saya sudah memiliki segalanya dan sangat bahagia bisa menemani disampingnya.
Hiduplah dengan bahagia selama kamu bisa. Jangan meneteskan air mata ataupun menyayangkan kematian kami. Ini adalah suatu akhir yang baik dan sempurna, dan kami sudah mengambil keputusan. Ini adalah akhir yang tepat bagi seorang Wanita Jerman
Salam,
Eva Hitler” 
Sejak perjumpaan pertama, saya sudah bersumpah untuk mengikutimu kemanapun kau pergi, bahkan sampai kematian. Saya hidup hanya untuk mencintaimuisi surat Eva Braun kepada Adolf Hitler

Ditulis kembali oleh
Perang Dunia 2

Henki Triswanto

Hanya tertarik pada Perang Dunia 2, apa yang telah saya pelajari,saya share-kan kembali, agar saya mendapat lebih banyak lagi....

Back To Top